Pencarian
PENGUMUMAN

Beasiswa Mahasiswa Asing tahun 2016

Sekjen; MABIMS Harus Serius Benahi Pendidikan di Kawasan Asean

Sekjen; MABIMS Harus Serius Benahi Pendidikan di Kawasan Asean

Kuala Lumpur (Pinmas) —Indonesia sebagai pihak yang menangani kegiatan di bidang pendidikan ingin agar bidang pendidikan mendapat perhatian yang serius dalam rangka peningkatan sumberdaya manusia di kawasan Asean khususnya anggota MABIMS. Sementara ini, perguruan tinggi di Malaysia, Indonesia dan Brunei masih berada di urutan bawah menurut rangking Human Development Indeks. Hanya Singapura saja yang menduduki urutan bagus. 

“Untuk itu, semua negara anggota MABIMS harus serius membenahi pendidikan agar umat Islam di kawasan Asean ini dapat maju dan  dapat maju dan lebih sejahtera,” demikian dikatakan Sekjen Nur Syam dalam sambutannya saat Simposium Pemantapan pelan Strategik MABIMS tahun 2015-2019 di Kuala Lumpur Malaysia yang berlangsung dari tanggal 7 -11 September 2015.

Bidang pendidikan merupakan salah satu bidang strategis yang menjadi perhatian MABIMS untuk mendukung syiar dan dakwah Islam. Adapun enam bidang strategis lainnya yaitu bidang kehidupan beragama, bidang potensi belia, bidang pengentasan kemiskinan, bidang kerukunan umat beragama, bidang sosial kemanusiaan dan bidang pengabdian masyarakat di luar MABIMS. 

Di akhir paparannya Nur Syam mengingatkan agar program-program MABIMS sejalan dengan perkembangan zaman dan dapat diukur kemanfaatannya. Dikatakannya, kita sudah melewati 25 tahun tahap pertama MABIMS. Karena itu, rencana-rencana strategis yang akan ditetapkan untuk 25 tahun ke depan harus jelas memberi manfaat bagi semua negara MABIMS. 

“Untuk itu, harus dipikirkan Key Indicator Performance sehingga progam-program dan kegiatan yang kita lakukan benar-benar memberi dampak bagi kemajuan dan pembangunan nasional”, ujarnya.

Dikatakan Nur Syam, agar kerjasama empat negara ini dapat dikokohkan dengan MoU, sehingga pertemuan-pertemuan dan program-programnya dapat dinyatakan resmi. Seperti diketahui, bahwa pertemuan-pertemuan MABIMS selama ini dikenal dengan istilah pertemuan tidak resmi walaupun dapat melakukan berbagai kesepakatan bersama empat negara.

“Kita ingin agar kerjasama yang telah terbangun selama ini dapat dikokohkan dalam suatu naskah kerjasama sehingga memudahkan semua pihak dalam menyiapkan program  kerjasama”, katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Sekjen menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Pemerintah kepada Pemerintah Malaysia, dalam hal ini Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM), yang telah mengadakan simposium ini. 

“Saya berharap kiranya simposium ini dapat menetapkan langkah-langkah strategis yang harus dilakukan oleh MABIMS  untuk kemajuan umat Islam di wilayah Nusantara ini,” harap Sekjen.

Kegiatan simposium ini dibuka oleh Mejar Jeneral (B) Datuk Seri Jamil Khir Baharom, Menteri Hal Ekhwal Agama Islam di Jabatan Perdana Menteri Malaysia dan diikuti oleh empat negara anggota MABIMS, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Singapura Malaysia. Pertemuan ditutup oleh Dato` Othman bin Mustapha,  Ketua Pengarah Jabatan Kemajuan Islam Malaysia (JAKIM) hari Kamis, (10/9).

Dalam sambutannya, Datuk Seri Jamil menyatakan bahwa simposium ini amat penting dalam usaha menyemarakkan ukhuwah islamiyah diantara negara-negara anggota MABIMS.

“Dengan adanya simposium ini diharapkan dapat meningkatkan program-program MABIMS ke depan, sehingga usaha-usaha dakwah dan pembangunan ummah di kawasan di kawasan Asean ini dapat lebih dinamis dan efisien”, ungkapnya.

Ia juga mengulas tentang progam-program kerja  MABIMS yang selama ini telah memberikan kesan yang baik bagi masyarakat. Program-program MABIMS seperti Bas Belia, dan berbagai muzakarah, menurutnya, patut untuk diteruskan karena telah mampu mempererat tali persahabatan dan kerjasama diantara berbagai negara tanpa dicampuri dengan persoalan politik di negara-negara anggota MABIMS.

Delegasi Indonesia dipimpin oleh Sekjen Kementerian Agama Nur Syam, diikuti Achmad Gunaryo, Kepala Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri, Agus Sholeh, Kepala Bagian Kerjasama Luar Negeri dan Tovan Akbar dari Bagian Kerjasama Luar Negeri Kementerian Agama.

Bersamaan dengan pelaksanaan Simposium, di tempat yang sama juga diadakan Festival Makanan Indonesia. Berbagai rasa makanan dari sejumlah daerah daerah disajikan dalam festival ini. Suaana menjadi lebih ramai lagi karena dihadirkan grup seni yang didatangkan langsung dari Bandung yang menampilkan sejumlah tarian dan lagu-lagu tradisional Indonesia. (Agus Sholeh/dm/dm).